penulis akan menampilkan powerpoint yang penulis buat dengan judul materi elektron dalam logam. kendala yang penulis hadapi ketika membuat powerpoint ini adalah susahnya menemukan animasi. sangat sedikit sekali animasi yang ada tentang materi ini. akhirnya penulis menggunakan video tapi tetap saja susah menemukan materi ini.
jadi semoga apa yang penulis berikan ini akan sangat berguna bagi para pembaca sekalian.
silahkan download disini
Rabu, 18 Desember 2013
Rencanan Pelaksanaan Pembelajaran (besaran dan satuan)
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran
Sekolah :
SMP Negeri 52 Palembang
Mata
Pelajaran : FISIKA/IPA
(Ilmu Pengetahuan Alam)
Kelas
/Semester : VII / GANJIL
Materi Pokok : Besaran
dan Satuan
Alokasi Waktu : 2
x 40 menit
A. TUJUAN
PEMBELAJARAN
Setelah
pembelajaran diharapkan siswa dapat:
1.
Mendefinisikan pengertian
pengukuran dengan tepat.
2.
Membedakan besaran pokok dan
besaran turunan dengan tepat.
3.
Mengetahui bagian-bagian alat
ukur, seperti pada jangka sorong dan mikrometer sekrup.
4.
Menggunakan janga sorong dan
micrometer sekrup dengan benar.
5.
Membaca skal perhitungan yang ada
pada jangka sorong dan micrometer sekrup dengan baik.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN
1.1 Mengagumi
keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan kimiawi,
kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam lingkungan serta
mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya.
Indikator:
Mengagumi kebesaran
dan kekuasaan Tuhan bahwa setiap zat yang diciptakan-Nya memiliki ciri khusus
dan memiliki keistimewaan.
2.1 Menunjukkan
perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat;
tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan)
dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan
pengamatan,percobaan, dan berdiskusi.
Indikator:
a.
Memiliki rasa ingin tahu yang besar dalam pengetahuan.
b.
Menunjukkan ketekunan dan tanggung jawab dalam belajar dan bekerja
baik secara individu maupun berkelompok.
3.1 Memahami konsep pengukuran berbagai besaran
yang ada pada diri, makhluk hidup, dan lingkungan fisik sekitar sebagai bagian
dari observasi, serta pentingnya perumusan satuan terstandar (baku) dalam
pengukuran
Indikator:
Memiliki
tingkat ketelitian yang tinggi baik dalam melakukan pengukuran maupun dalam
perhitungan.
C. MATERI PEMBELAJARAN
Besaran dan Satuan, 2 konsep
mendasar ini sebenarnya haruslah kita pahami terlebih dahulu dalam suatu
kegiatan pengukuran atau lebih jauh lagi
kalibrasi. Meskipun hal ini bisa dibilang sederhana dan mungkin sudah diulas
pada waktu kita duduk di bangku SMP di dalam pelajaran fisika tidak ada
salahnya jika kita kembali merefresh mengenai makna dari 2 kata ini.
Besaran berdasarkan definisi
diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat dihitung atau diukur dengan nilai /
angka, dan tentunya mempunyai satuan. Ketiga point yang saya garis bawahi
tersebut merupakan hal wajib dimiliki dari suatu besaran. Jika tidak, maka
tidak dapat dikategorikan sebagai besaran. Setiap besaran mempunyai satuan yang
unik, dimana tidakh mungkin dari 2 besaran yang berlainan mempunyai satuan yang
sama.
Didalam ilmu fisika besaran itu
sendiri terbagi menjadi 2 yaitu :
1. Besaran pokok
Besaran pokok merupakan besaran
yang berdiri sendiri dimana satuannya didefinisikan terlebih dahulu serta tidak
tergantung satu sama lain.
Sistem mutu metrik yang menjadi tulang punggung sistem
satuan internasional (SI) menetapkan 7 besaran pokok yang bisa dilihat pada
tabel dibawah ini.
2. Besaran Turunan
Besaran turunan merupakan besaran
yang diturunkan dari satu atau lebih besaran pokok yang sudah didefinisikan
diatas.
Tabel dibawah ini merupakan contoh besaran turunan serta
satuan dasarnya dimana dari satuan dasar tersebut diharapkan teman-teman
langsung dapat mengenali dari besaran pokok apa saja besaran turunan tersebut
didapatkan.
Luas mempunyai satuan dasar meter
persegi yang didapatkan dari hasil perkalian panjang dan lebar. Sehingga luas
ini bisa dikatakan besaran yang diturunkan dari besaran pokok panjang.
Contoh lain adalah kecepatan yang
merupakan hasil bagi antara jarak (besaran pokok panjang) dengan waktu (besaran
pokok waktu) atau bisa dikatakan kecepatan merupakan besaran yang diturunkan
dari besaran pokok panjang dan waktu.
D. MODEL/METODE PEMBELAJARAN
1. Model :
Direct
Instruction (DI)
Cooperative
Learning
2. Pendekatan
: Keterampilan
Proses.
3. Strategi :
Cooperative Learning .
4. Metode : Ceramah, Demontrasi, Eksperimen dan Diskusi.
E. MEDIA,
ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN
1. Media
a. Powerpoint (terlampir)
b. Charta
3. Sumber
Belajar
a. Buku Siswa
b. Lembar Kerja Siswa (LKS)
F. SKENARIO/LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
No
|
Tahap (Fase)
|
Rincian Kegiatan
|
Ket /
Alokasi Waktu
|
1
|
Kegiatan
Awal
|
Pendahuluan
§
ORIENTASI:
-
Guru
memberikan salam kepada peserta didik.
-
Guru
memimpin siswa untuk berdoa sebelum pelajaran dimulai.
-
Guru
mengabsen peserta didik yang hadir
§
TUJUAN PEMBELAJARAN:
Menginformasikan
ruang lingkup materi yang akan dibahas.
Membuat
siswa aktif dan berfikir kritis.
|
±
10 menit
|
2
|
Kegiatan Inti
|
Kegiatan Inti:
§
Guru menjelaskan
kepada siswa tentang pengukuran.
§
Guru menjelaskan
kepada siswa mengenai besaran turunan dan besarn pokok.
§
Guru
menjelaskan bagian-bagian dari mistar dan tingkat ketelitiannya.
§
Guru
menjelaskan bagian-bagian dari jangka sorong dan tingkat ketelitiannya.
§
Guru
menjelaskan bagian-bagian dari mikrometer sekrup dan tingkat ketelitiannya.
§
Guru
mendemonstrasikan cara menggunakan mistar (penggaris), jangka sorong, dan
mikrometer sekrup.
§
Guru
membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 3 atau 4 siswa.
§
Guru
mempersilahkan siswa untuk memulai praktikum GLBB berdasarkan langka kerja
dari Lembar Kerja Siswa (LKS).
§
Siswa
melaksanakan percobaan berdasarkan Langkah Percobaan yang telah di persiapkan
oleh guru.
§
Guru
mengawasi jalannya percobaan, menjadi pembimbing siswa dalam melakukan
percobaan dan menjawab pertanyaan siswa yang belum mengerti.
§
Siswa
diberi tugas mengisi tabel pengamatan dan mengisi analisis data yang telah di
sedia kan dalam
|
(± 50 menit)
|
3
|
Tahap
Konfirmasi
Evaluation
|
§
Guru memberitahukan
kepada siswa bahwa waktu percobaan sudah habis.
§
Siswa disuruh
menuliskan hasil pengamatannya di depan
kelas.
§
Salah satu siswa maju ke depan kelas dan kemudian menjelaskan secara
sekilas kesimpulan yang mereka dapatkan.
§
Guru
membahas kembali percobaan yang telah dilakukan oleh siswa.
§
Guru dan
siswa bersama-sama menyimpulkan
hasil percobaan yang sudah dilakukan.
§
Guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada yang kurang di mengerti
tentang percobaan tadi.
§
Guru menutup
pertemuan hari ini dan diakhiri dengan salam.
|
(±20 menit)
|
G. SUMBER BELAJAR
1.
Sumber :
a.
Buku IPA kelas VII
b.
Bahan ajar Powerpoint
2.
Alat dan Bahan
o
Mistar (penggaris)
o
Jangka sorong
o
Mikrometersekrup
o
Gelas ukur
o
Kunci
o
Kawat
H. PENILAIAN
PROSES DAN HASIL BELAJAR
·
Teknik
No
|
Penilaian terhadap
|
kognitif
|
Afektif
|
Psikomotorik
|
1
|
Kelompok
|
Lisan
|
Pengamatan
|
pengamatan
|
2
|
Individu
|
tertulis
|
Pengamatan
|
pengamatan
|
·
Bentuk
No
|
Penilaian terhadap
|
kognitif
|
Afektif
|
Psikomotorik
|
1
|
Kelompok
|
Pertanyaan
|
Pengamatan
|
pengamatan
|
2
|
Individu
|
Pertanyaaan
|
Pengamatan
|
pengamatan
|
·
Instrumen (Tesdan Non tes)
- Kelompok (lisan)
Guru
menyuruh perwakilan dari setiap kelompok memberikan kesimpulan dari praktikum
yang sudah dilakukan.
ü
Afektif
No
|
Penilaian
|
nilai
|
||
A
|
B
|
C
|
||
1
|
Tertib
|
|
|
|
2
|
Jujur
|
|
|
|
3
|
Disiplin
|
|
|
|
4
|
Bersih
|
|
|
|
5
|
Ketelitian
|
|
|
|
ü
Psikomotorik
No
|
Penilaian
|
nilai
|
||
A
|
B
|
C
|
||
1
|
Kemampuan menggunakan alat
|
|
|
|
2
|
Kehati-hatian menggunakan alat
|
|
|
|
Palembang,
22 November 2013
Guru
Mata Pelajaran,
Arsela
Komaralita
NIM. 06111011012
Senin, 23 September 2013
keterampilan proses sains
Keterampilan
Proses Sains
Pendahuluan
Semakin
maju peradaban semakin maju pula sains dan teknologi. Perkembangan sains dan
teknologi ini mengharuskan para guru untuk mengingkatkan kemampuan dan mengembangkan
keahliannya. Banyak sekali siswa atau siswi yang kurang memahami pentingnya
keterampilan proses sains. Keterampilan proses sains ini sangat penting untuk
mendidik anak menjadi lebih tanggap dan bisa berpikir kritis. Tugas terpenting
guru adalah membangun keterampilan proses sains pada peserta didik.
Dalam pembelajaran IPA hasil belajar
proses dikenal dengan keterampilan proses sains. Keterampilan-keterampilan
proses sains adalah keterampilan-keterampilan yang dipelajari siswa pada saat
mereka melakukan inquiri ilmiah (Nur, 2009).
Paradigma baru dalam pembelajaran
sains adalah pembelajaran dimana siswa tidak hanya dituntut untuk lebih banyak
mempelajari konsep-konsep dan prinsip-prinsip sains secara verbalistis,
hafalan, pengenalan rumus-rumus, dan pengenalan istilah-istilah melalui
serangkaian latihan secara verbal, namun hendaknya dalam pembelajaran sains,
guru lebih banyak memberikan pengalaman kepada siswa untuk lebih mengerti dan
membimbing siswa agar dapat menggunakan pengetahuannya tersebut dalam
kehidupannya sehari-hari. Oleh sebab itu, dalam pembelajaran sains
diperlukan kemampuan berfikir. Dengan demikian, sebagai hasil belajar sains
diharapkan siswa memiliki kemampuan berfikir dan bertindak berdasarkan
pengetahuan sains yang dimilikinya melalui kerangka berfikir sains.
A.
Pengertian Ketrampilan Proses Sains
Sains
merupakan sekumpulan ilmu-ilmu serumpun yang terdiri atas Biologi, Fisika,
Geologi dan Astronomi yang berupaya menjelaskan setiap fenomena yang terjadi di
alam (Liliasari, 2005). Sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam
secara sistematis, sehingga sains bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan
yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi
merupakan suatu proses penemuan (Depdiknas, 2003).
Dalam rangka
mentransformasikan definisi literasi sains ke dalam penilaian (assessment)
literasi sains, PISA mengidentifikasi tiga dimensi besar literasi sains, yakni
proses sains, konten sains, dan konteks aplikasi sains. Proses sains merujuk
pada proses mental yang terlibat ketika menjawab suatu pertanyaan atau
memecahkan masalah, seperti mengidentifikasi dan menginterpretasi bukti serta
menerangkan kesimpulan (Rustaman, et al., 2004).
Hasil diskusi
yang dilakukan IPN (Institüt für Pädagogik der Naturwiscenschaft) menghasilkan
apa yang semestinya diharapkan dari konsep literasi sains (Gräber dan Bolte,
1997; Gräber, et al., 2000). Salah satu kesimpulan dari diskusi ini
adalah model skematik yang menunjukkan bahwa literasi sains semestinya berisi
berbagai kompetensi.
Keterampilan
proses sains melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual
(learning competence),manual (procedural competence),sosial (social
competence)serta komunikasi (communicative competence)(Graber et
al., 2002; Nentwig, et al., 2002). Keterampilan kognitif atau
intelektual terlibat karena dengan melakukan keterampilan proses siswa
menggunakan pikirannya. Keterampilan manual jelas terlibat dalam keterampilan
proses karena mungkin mereka melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran,
penyusunan atau perakitan alat. Dengan keterampilan sosial dimaksudkan bahwa
mereka berinteraksi dengan sesamanya dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan keterampilan proses, misalnya mendiskusikan hasil pengamatan
(Rustaman, et al., 2003). Sedangkan keterampilan komunikasi terlibat
karena dalam keterampilan proses mereka berkomunikasi dengan sesamanya dan
melaporkan hasil kegiatannya, misalnya melaporkan hasil percobaan.
B. Dasar-dasar
Ketrampilan Proses Sains
Keterampilan-keterampilan proses
tersebut adalah pengamatan, pengklasifikasian, penginferensian, peramalan,
pengkomunikasian, pengukuran, penggunaan bilangan, penginterpretasian data,
melakukan eksperimen, pengontrolan variabel, perumusan hipotesis, pendefinisian
secara operasional, dan perumusan model.
1) Pengamatan adalah
penggunaan indera-indera Anda. Anda mengamati dengan penglihatan, pendengaran,
pengecapan, perabaan, dan pembauan. Beberapa perilaku yang dikerjakan siswa
pada saat pengamatan adalah: (1) penggunaan indera-indera tidak hanya
penglihatan, (2) pengorganisasian obyek-obyek menurut satu sifat tertentu, (3) pengidentifikasian
banyak sifat, (4) pengidentifikasian perubahan-perubahan dalam suatu obyek, (5)
melakukan pengamatan kuantitatif (contoh: “5 kilogram” bukan “berat”), dan (6)
melakukan pengamatan kualitatif (contoh: “baunya seperti susu asam” bukan
“berbau”).
2) Pengklasifikasian adalah
pengelompokan obyek-obyek menurut sifat-sifat tertentu. Beberapa perilaku siswa
adalah: (1) pengidentifikasian suatu sifat umum (mineral yang menyerupai logam
dan mineral yang tidak menyerupai logam), dan (2) memilah-milahkan dengan
menggunakan dua sifat atau lebih (mineral yang memiliki celah yang dapat
menggores gelas; dan mineral tanpa celah dan mineral yang tidak dapat menggores
gelas).
3) Penginferensial adalah
penggunaan apa yang Anda amati untuk menjelaskan sesuatu yang telah terjadi.
Penginferensian berlangsung melampaui suatu pengamatan untuk menafsirkan
apa yang telah diamati. Sebagai contoh: Anda melihat suatu petak rumput mati.
Suatu inferensi yang mungkin diajukan adalah bahwa ada cacing tanah di dalam
tanah tersebut yang menyebabkan rumput itu mati. Beberapa perilaku yang
dikerjakan siswa pada saat penginferensian adalah (1) mengkaitkan pengamatan
dengan pengalaman atau pengetahuan terdahulu, dan (2) mengajukan
penjelasan-penjelasan untuk pengamatan-pengamatan.
4) Peramalan/prediksi adalah
pengajuan hasil-hasil yang mungkin dihasilkan dari suatu percobaan.
Ramalan-ramalan didasarkan pada pengamatan-pengamatan dan inferensi-inferensi
sebelumnya. Ramalan merupakan suatu pernyataan tentang pengamatan apa yang
mungkin dijumpai di masa yang akan datang, sedangkan inferensi berupaya untuk
memberikan alasan tentang mengapa suatu pengamatan terjadi. Beberapa perilaku
siswa adalah: (a) penggunaan data dan pengamatan yang sesesuai, (b) penafsiran
data/grafik, (c) perumusan generalisasi tentang pola-pola, dan (c) pengujian
kebenaran dari ramalan-ramalan yang sesuai.
5) Pengkomunikasian adalah
mengatakan apa yang Anda ketahui dengan ucapan kata-kata, tulisan, gambar,
demonstrasi, atau grafik. Beberapa perilaku yang dikerjakan siswa pada saat
melakukan komunikasi adalah: (a) pemaparan pengamatan atau dengan menggunakan
perbendaharaan kata yang sesuai, (b) pengembangan grafik atau gambar untuk
menyajikan pengamatan dan peragaan data, dan (c) perancangan poster atau diagram
untuk menyajikan data untuk meyakinkan orang lain.
6) Pengukuran adalah
penemuan ukuran dari suatu obyek, berapakah massa suatu obyek, berapa banyak
ruang yang ditempati suatu obyek. Obyek tersebut dibandingkan dengan suatu
satuan pengukuran, misalnya sebuah penjepit kertas atau satuan baku centimeter.
Proses ini digunakan untuk melakukan pengamatan kuantitatif. Beberapa perilaku
siswa adalah: (a) pengukuran panjang, volume, massa, temperatur, dan waktu
dalam satuan yang sesuai, dan (b) memilih alat dan satuan yang sesuai untuk
tugas pengukuran tertentu tersebut.
7) Penggunaan
Bilangan meliputi pengurutan, penghitungan, penjumlahan, pengurangan,
perkalian, dan pembagian bilangan. Beberapa perilaku yang dikerjakan
siswa pada saat penggunaan bilangan adalah: (1) penghitungan, (2) pengurutan,
(3) penyusunan bilangan dalam pola-pola yang benar, dan (c) penggunaan
keterampilan matematika yang sesuai.
8) Merumuskan
Masalah, masalah harus dirumuskan secara operasional untuk
membantu siswa merumuskan hipotesis yang dapat dijawab melalui penyelidikan
atau bukti-bukti. Masalah dirumuskan dengan kata tanya yang bersifat
terbuka. Beberapa petunjuk melatih siswa dalam merumuskan masalah adalah
sebagai berikut: 1) memulai dengan menulis beberapa pertanyaan yang bersifat
ilmiah, 2) menyisihkan pertanyaan-pertanyaan yang tidak dapat dijawab dengan
pengumpulan bukti, 3) memecah pertanyaan umum menjadi pertanyaan-pertanyaan
spesifik yang dapat diselidiki satu persatu, dan 4) merumuskan pertanyaan yang
dapat dijawab melalui penyelidikan.
9) Merumuskan
Hipotesis adalah suatu prediksi berdasarkan pengamatan yang dapat
diuji atau jawaban sementara dari rumusan masalah. Hipotesis biasanya dibuat
pada suatu perencanaan penelitian yang memberikan prediksi pengaruh yang akan
terjadi dari variabel manipulasi terhadap variabel respon. Hipotesis dapat
dirumuskan secara induktif berdasarkan data hasil pengamatan maupun secara
deduktif berdasarkan teori menuju suatu pernyataan. Beberapa petunjuk
melatih siswa dalam merumuskan hipotesis sebagai berikut: 1) hipotesis
dihasilkan dari masalah-masalah yang telah diidentifikasi atau
pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan, 2) hipotesis harus dapat diuji
melalui suatu penyelidikan, dan 3) hipotesis dirumuskan dalam bentuk pernyataan
(jika… maka….), bukan dalam bentuk pertanyaan. Contoh hipotesis: jika sumber
tegangan diperbesar maka semakin keras bunyi yang dihasilkan oleh bel listrik.
10) Merencanakan Eksperimen adalah membuat suatu rencana
terorganisasi untuk menguji suatu hipotesis. Merencanakan eksperimen tidak
harus selalu dalam bentuk penelitian yang rumit, tetapi cukup dilatihkan
bagaimana cara mengidentifikasi variabel yang diperlukan untuk menguji
hipotesis, mendefinisikan secara operasional variabel tersebut, merencanakan
prosedur eksperimen, dan merencanakan tabel data hasil pengamatan.
(1)
Identifikasi Variabel
Variabel adalah suatu besaran yang
dapat bervariasi atau berubah pada situasi tertentu. Keterampilan identifikasi
variabel dapat diukur berdasarkan tiga tujuan pembelajaran berikut: a)
mengidentifikasi variabel dari suatu pernyataan tertulis atau dari deskripsi
suatu eksperimen, b) mengidentifikasi variabel manipulasi (suatu variabel yang
secara sengaja diubah atau dimanipulasi dalam suatu situasi) dan variabel
respon (variabel yang berubah sebagai akibat dari variabel manipulasi), dan c)
mengidentifikasi variabel kontrol (variabel yang dijaga tetap selama
eksperimen) dari suatu pernyataan tertulis atau deskripsi suatu eksperimen.
Beberapa petunjuk melatih siswa dalam
mengidentifikasi variabel sebagai berikut: a) memulai dengan mendeskripsikan
pertanyaan atau proses yang sedang diselidiki, kemudian mengidentifikasi
variabel manipulasi dan variabel respon dalam eksperimen tersebut, memprediksi
hasil yang dapat diamati pada variabel respon, b) membuat daftar seluruh
variabel lain yang mempengaruhi variabel respon, c) membuat pertimbangan setiap
jenis variabel umum, seperti waktu, suhu, panjang, masa, volume, jumlah, dan
jenis zat yang digunakan, dan d) menentukan variabel kontrol.
(2) Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah
pernyataan yang mendeskripsikan bagaimana variabel tertentu harus diukur atau
bagaimana suatu benda/kondisi harus dikenali. Definisi tersebut harus
menyatakan tindakan apa yang akan dilakukan dan pengamatan apa yang akan
dicatat dari suatu eksperimen. Beberapa petunjuk untuk melatih siswa
membuat definisi operasional variabel adalah sebagai berikut: a) mempelajari
seluruh rencana tertulis untuk melaksanakan sebuah eksperimen atau menulis
sebuah rencana bila belum ada, b) mengidentifikasi setiap variabel atau istilah
yang belum memiliki arti tunggal yang jelas, dan c) menulis definisi yang jelas
dan lengkap tentang apa yang seharusnya dilakukan atau diukur.
(3) Prosedur Eksperimen
Prosedur eksperimen adalah suatu
deskripsi langkah demi langkah tentang bagaimana mengubah variabel manipulasi
dan mengamati pengaruh-pengaruh terhadap variabel respon.
(4) Tabel Data Hasil Pengamatan
Tabel data adalah susunan informasi
terorganisasi dalam baris-baris dan kolom-kolom berlabel. Tabel data sangat
membantu menginterpretasikan informasi yang telah dikumpulkan orang lain,
menyediakan cara teratur untuk mencatat data hasil pengamatan, dan mengingatkan
data apa saja yang perlu dikumpulkan. Beberapa petunjuk melatih siswa
dalam membuat tabel data sebagai berikut: a) mempertimbangkan variabel
manipulasi dan respon untuk menentukan pengamatan yang akan dilakukan, b)
merencanakan pengamatan sesuai dengan pola tertentu, misalnya: setiap satu
menit atau setiap 10 lilitan kawat, c) membuat draf tabel data dan sebuah judul
tabel yang sesuai, d) menuliskan satuan ke dalam label kolom, e) membandingkan
draf tabel data dengan rencana, dan f) merevisi draf tabel data.
11) Melaksanakan Eksperimen, eksperimen dilaksanakan untuk
menjawab suatu permasalahan atau menguji suatu hipotesis. Pada kegiatan ini,
siswa dilatih bertindak sebagai peneliti sehingga dituntut bersikap obyektif,
sistematis, logis, dan teliti.
12) Menganalisis Data adalah menjelaskan atau mengartikan
data yang diperoleh dari hasil eksperimen. Menganalisis data dapat dilakukan
dengan cara membandingkan atau mencari kecenderungan dari data yang dianalisis.
13) Menyimpulkan Data adalah pembuatan pernyataan yang
mengikhtisarkan apa yang telah dipelajari dari suatu eksperimen atau
pengamatan. Kesimpulan hasil eksperimen pada umumnya berkaitan dengan
hipotesis, karena setelah siswa melaksanakan eksperimen baru dapat disimpulkan
apakah hipotesis itu diterima atau ditolak. Beberapa petunjuk melatih
siswa menarik kesimpulan sebagai berikut: 1) menjadikan hipotesis sebagai acuan
dalam eksperimen, 2) mengiden-tifikasi pola-pola dari data yang dianalisis, 3)
menentukan apakah data yang diperoleh mendukung hipotesis atau tidak, dan 4) membuat
pertimbangan, apakah perlu merencanakan eksperimen lain untuk mendukung
kesimpulan yang dibuat.
Para ahli pendidikan sains
membagi keterampilan proses sains secara berbeda-beda namun hampir sama satu
sama lain. Pada Tabel 3 dikemukakan beberapa jenis keterampilan proses
menurut beberapa ahli.
C. Cara
Mengukur Keterampilan Proses Sains
1.
Karakteristik Pokok Uji Keterampilan Proses
Sains
a)
Karakteristik umum, yaitu:
Pokok uji
keterampilan proses tidk boleh dibebani konsep. Hal ini diupayakan agar poko
uji tidak rnacu dengan pengukuran penguasaan konsepnya. Konsep yang terlibat
harus diyakini oleh penyusun pokok uji sudah dipelajari siswa atau tidak asing
bagi siswa.
Mengandung
sejumlah informasi yang harus diolah responden atau siswa. Informasinya dapat
berupa gambar, diagram, grafik, data dalam tabel atau uraian, atau objek
aslinya.
Aspek yang akan
diukur harus jelas dan hanya mengandung satu aspek saja, misalnya interpretasi.
b)
Karakteristik khusus, yaitu:
Observasi harus
dari objek atau peristiwa sesungguhnya
Interpretasi
harus menyajikan sejumlah data untuk memperlihatkan pola
Klasifikasi
harus ada kesempatan mencari/menemukan persamaan dan perbedaan, atau diberikan
kriteria tertentu untuk melakukan pengelompokan atau ditentukan jumlah kelompok
yang harus terbentuk
Prediksi harus
jelas pola atau kecenderungan untuk dapat mengajukan dugaan atau ramalan
Berkomunikasi
harus ada satu bentuk penyajian tertentu untuk diubah ke bentuk penyajian
lainnya, misalnya bentuk uraian ke bentuk bagan atau bentuk tabel ke bentuk
grafik.
Berhipotesis
dapat merumuskan dugaan atau jawaban sementara, atau menguji pernyataan yang
ada dan mengandung hubungan dua variabel atau lebih, biasanya mengandung cara
kerja untuk menguji atau membuktikan
Merencanakan
percobaan atau penyelidikan harus memberi kesempatan untuk mengusulkan gagasan
berkenaan dengan alat/bahan yang akan digunakan, urutan prosedur yang harus
ditempuh, menentukan peubah, mengendalikan peubah
Menerapkan
konsep atau prinsip harus membuat konsep/prinsip yang akan diterapkan tanpa
menyebutkan nama konsepnya.
Mengajukan
pertanyaan harus memunculkan sesuatu yang mengherankan, mustahil, tidak biasa
atau kontraktif agar responden atau siswa termotivasi untuk bertanya.
2. Penyusunan
Pokok Uji Keterampilan Proses sains
Penyusunan pokok
uji KPS sebaiknya memilih satu konsep tertentu lalu menyajikan sejumlah
informasi yang perlu diolah. Setelah itu menentukan bentuk jawaban yang diminta
misalnya tanda silang, tanda cek, atau menuliskan jawaban singkat 3 buah lalu
menyiapkan pertanyaan untuk memperoleh jawaban yang diharapkan. Misalnya uji
keterampilan observasi tentang bagian-bagian bunga. Mengajukan pertanyaan
mengenai jumlah kelopak, jumlah dan keadaan daun mahkota bunga, bentuk kepala
sari, keadaan kepala putik, dan ciri bunga tersebut. Respon diminta dalam
bentuk jawaban singkat lima buah berurutan ke bawah dari a sampai e (Rustaman,
2003).
3. Pemberian
Skor Pokok Uji Keterampilan Proses Sains
Pokok uji
keterampilan proses memerlukan skor dengan cara tertentu. Setiap respon yang
benar diberi skor dengan bobot tertentu, umpamanya masing-masing 1 untuk pokok
uji observasi di atas yang berarti jumlah skornya 5. Untuk respon yang lebih
kompleks, misalnya membuat pertanyaan, dapat diberi skor bervariasi berdasarkan
tingkat kesulitannya. Misalnya pertanyaan berlatar belakang hipotesis diberi
skor 3; pertanyaan apa, mengapa, bagaimana diberi skor 2; pertanyaan yang
meminta penjelasan diberi skor 1 (Rustaman, 2003).
Dengan menggunakan
keterampilan-keterampilan proses sains diharapkan mampu menemukan dan
mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan dan mengembangankan
sikap dan nilai. Dalam proses belajar mengajar ini akan menciptakan kondisi
belajar yang melibatkan siswa secara aktif. Agar keterampilan proses yang
dikembangkan dapat berjalan, siswa perlu dilatih untuk melaksanakan
keterampilan proses sains.
Oleh karena itu, pembelajaran dengan
pendekatan keterampilan proses perlu dilaksanakan yang melibatkan siswa untuk
aktif dalam kegiatan percobaan laboratorium. Pembelajaran dengan pendekatan
keterampilan proses memungkinkan siswa dapat menumbuhkan sikap ilmiah untuk
mengembangkan keterampilan-keterampilan yang mendasar, sehingga dalam proses
pembelajaran siswa dapat memahami konsep yang dipelajarinya. Dengan demikian
hasil belajar yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap sebagai
tuntutan kompetensi dalam kurikulum yang dikembangkan saat ini akan tercapai.
Indikator kebermaknaan belajar,
khususnya kebermaknaan sains (fisika) pada jenjang pendidikan sekolah menengah
pertama (SMP) tersirat di dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)
sebagai berikut :
“Belajar Sains merupakan cara mencari tahu tentang alam semesta untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah”
“Belajar Sains merupakan cara mencari tahu tentang alam semesta untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah”
Pemberdayaan
guru dalam KTSP ini akan lebih baik, karena guru harus memikirkan perencanaan
penyampaian materinya. Penerapan KTSP memberikan peluang bagi setiap sekolah
untuk menyusun kurikulumnya sendiri, dan untuk itu tiap guru yang akan mengajar
di kelas dituntut memiliki kemampuan menyusun kurikulum yang tepat bagi peserta
didiknya dan dikembangkan dalam pendidikan saat ini, menuntut siswa untuk aktif
dalam pembelajaran dan mempersyaratkan kompetensi sebagai hasil belajar yang
meliputi tiga ranah yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Sesuai pusat
kurikulum, di tingkat SMP/MTs diharapkan ada penekanan pembelajaran sains,
lingkungan, teknologi, dan masyarakat secara terpadu yang diarahkan pada
pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan
konsep fisika dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana. Peran guru dalam
pembelajaran sebagai pembimbing dan siswa menemukan sendiri konsep atau fakta
yang akan dipelajarinya sehingga muncul sikap ilmiah siswa. Proses penemuan
sendiri akan lebih bermanfaat bagi siswa sehingga pengetahuan yang dimiliki
sulit untuk dilupakan.
E.
Contoh Soal-soal Penilaian Keterampilan Proses Sains (Fisika)
Soal Mengamati
![](file:///C:/Users/Acer/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.gif)
Soal Mengajukan Hipotes
![](file:///C:/Users/Acer/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image006.gif)
Soal Merencanakan Percobaan
![](file:///C:/Users/Acer/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image008.gif)
Soal Melakukan Percobaan
![](file:///C:/Users/Acer/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image010.gif)
Soal Menginterprestasi Data
![](file:///C:/Users/Acer/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image012.gif)
Soal Menginterprestasi Grafik
![](file:///C:/Users/Acer/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image014.gif)
Soal Meramal
![](file:///C:/Users/Acer/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image016.gif)
Soal Memprediksi
![](file:///C:/Users/Acer/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image018.gif)
Soal Menerapkan Konsep
![](file:///C:/Users/Acer/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image020.gif)
Soal berkomunikasi
![](file:///C:/Users/Acer/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image022.gif)
Langganan:
Postingan (Atom)